ELEMEN YANG DIPERLUKAN ORGANISME (MATERI Prof. Diana Arfiati) FPIK UB MALANG
8.1. Pengertian
Setiap
elemen berbeda dalam berat, ukuran dan sifat kimianya. Nama-nama elemen yang
umum terdapat dalam air dapat dilihat pada Tabel 1. Secara alami elemen ada
yang bersifat sebagai gas misalnya hydrogen, nitrogen dan oksigen. Air raksa (Mercuri) nampak
sebagai cairan tetapi sebenarnya adalah logam. Elemen lain nampak sebagai
padatan misalnya karbon, sulfur, pospor, kalsium, tembaga, seng, dll. Elemen
akan bergabung satu dengan lainnya tergantung pada kekuatan valensi dan
elektron terluarnya, sehingga kekuatan pengikatan dapat didasarkan pada
kemampuan pengikatnya terhadap atom H atau unsur lain dalam membentuk suatu
senyawa. Disamping elemen didalam air juga terdapat radikal yaitu unsur
bermuatan yang bersifat sebagai anion atau kation. Radikal ini akan melakukan
penggabungan dengan unsur-unsur tertentu yang sesuai dan menghasilkan senyawa
tertentu. Radikal yang umum di perairan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Nama-nama elemen yang umum
terdapat dalam air (Hammer, 1977)
Nama
|
Simbol
|
Masa Atom
|
Bilangan
Oksidasi
|
Masa
Eqivalen
|
Aluminium
|
Al
|
27
|
3+
|
9
|
Arsenic
|
As
|
74.9
|
3+
|
25
|
Barium
|
Ba
|
137.3
|
2+
|
68.7
|
Boron
|
B
|
10.8
|
3+
|
3.6
|
Bromine
|
Br
|
79.9
|
1-
|
79.9
|
Cadmium
|
Cd
|
112.4
|
2+
|
56.2
|
Calsium
|
Ca
|
40.1
|
2+
|
20
|
Carbon
|
C
|
12
|
4-
|
-
|
Chlorine
|
Cl
|
35.5
|
1-
|
35.5
|
Chromium
|
Cr
|
52
|
3+ ; 6+
|
17.3
|
Copper
|
Cu
|
63.5
|
2+
|
31.8
|
Fluorine
|
F
|
19
|
1-
|
19
|
Hidrogen
|
H
|
1.0
|
1+
|
1.0
|
Iodine
|
I
|
126.9
|
1-
|
126.9
|
Besi
|
Fe
|
55.8
|
2+ ; 3+
|
27.9
|
Timah Hitam
|
Pb
|
207.2
|
2+
|
103.6
|
Magnesium
|
Mg
|
24.3
|
2+
|
12.2
|
Manganese
|
Mn
|
54.9
|
2+ ; 4+ ; 7+
|
27.5
|
Mercury
|
Hg
|
200.6
|
2+
|
100.3
|
Nikel
|
Ni
|
58.7
|
2+
|
29.4
|
Nitrogen
|
N
|
14
|
3- ; 5+
|
-
|
Oksigen
|
O
|
16.0
|
2-
|
8.0
|
Pospor
|
P
|
31
|
5+
|
6.0
|
Potasium
|
K
|
39.1
|
1+
|
39.1
|
Selenium
|
Se
|
79
|
6+
|
13.1
|
Silicon
|
Si
|
28.1
|
4+
|
6.5
|
Perak
|
Ag
|
107.9
|
1+
|
107.9
|
Sodium
|
Na
|
23
|
1+
|
23
|
Sulfur
|
S
|
32.1
|
2-
|
16
|
Zeng
|
Zn
|
65.4
|
2+
|
32.7
|
Tabel 2. Radikal yang umum
terdapat di dalam air (Hammer, 1977)
Nama
|
Rumus
|
Masa
Molekul
|
Kekuatan
Listrik
|
Masa
Eqivalen
|
Amonium
|
NH4+
|
18
|
1+
|
18
|
Hydroxil
|
OHˉ
|
17
|
1-
|
17
|
Bikarbonat
|
HCO3ˉ
|
62
|
1-
|
61
|
Karbonat
|
CO3²ˉ
|
60
|
2-
|
30
|
Orthophospat
|
PO4³ˉ
|
95
|
3-
|
31.7
|
Orthophospat
monohidrat
|
HPO4²ˉ
|
96
|
2-
|
48
|
Orthophospat
dihidrogen
|
H2PO4ˉ
|
97
|
1-
|
97
|
Bisulfat
|
HSO4ˉ
|
97
|
1-
|
97
|
Sulfat
|
SO42ˉ
|
96
|
2-
|
48
|
Bisulfit
|
HSO3ˉ
|
81
|
1-
|
81
|
Sulfit
|
SO32ˉ
|
80
|
2-
|
40
|
Nitrit
|
NO2ˉ
|
46
|
1-
|
46
|
Nitrat
|
NO3ˉ
|
62
|
1-
|
62
|
Hipochlorite
|
OClˉ
|
51.5
|
1-
|
51.5
|
8.2 Elemen yang diperlukan Organisme dalam Jumlah Besar
8.2.1 SILICA (SiO2) dan SILICON (Si)
Silica
diperlukan oleh diatom untuk membentuk dinding sel. Setengah dari berat kering
sel diatom adalah SiO2. Umumnya terbentuk dari H2SiO4
atau SiO2nH2O. Sumber silica adalah batuan kurang lebih
70%. Air hujan atau air tanah
jika melalui batu akan mengandung SiO2 yang terlarut. Konsentrasi
rata-rata:
- Di
sungai (terlarut) 13 mg/l
- Di danau
lebih besar dari 0,5 – 60 mg/l
- Secara
alami 1 – 80 mg/l
Silika dari sedimen dapat dibebaskan ke dalam air
pada kondisi tanpa O2 (anoksic). Diatom juga melepas 15% lebih dari
silica yang diambil. Jika diatom mati, silica akan ditemukan di dasar air dan
jika dasar air tersebut kering akan menjadi tanah diatom atau Kieselgiiur. Pada
pH normal silica terdapat dalam bentuk asam silikat (H2SiO4).
Dinding sel diatom SiO2 tidak tercerna oleh predator sehingga hasil
ekskresi dari pemakan fitoplankton bersilika tersebut akan menambah Si di
sedimen. Silica yang dapat dimanfaatkan oleh alga
adalah asam silikat (H2SiO4) yang mudah terdisosiasi pada
pH netral. Feldspar merupakan
mineral yang penting dalam tanah dan silicon juga merupakan komponennya
termasuk juga komponen dari batu-batu
granite. Reaksi pembentukan Felspar menjadi Kaolin adalah sebagai berikut:
air hujan, mata air atau air sungai Kaolin
Sodium feldspar Silicat terlarut
8.2.2 CALSIUM (Ca)
Sebagai
bahan penyusun tulang dan dinding sel organisme dalam bentuk CaCO3.
Bentuk karbonat ini mudah larut dalam air dingin, sehingga moluska di wilayah Artica (kutub utara), dinding selnya
bukan tersusun dari Ca tetapi dari stronsium (Sr). Unsur Ca sangat melimpah
sebagai kation yang larut didalam air tawar dan tersebar di batu-batu dan tanah
serta merupakan kation yang predominan. Ca berpengaruh pada pH dan sistem
buffer melalui senyawa bikarbonat (HCO3-). Kalsium
tersedia dalam bentuk ion Ca+2 dan partikel dalam suspensi CaCO3.
Garam
calsium menyebabkan kesadahan air yang dapat dilunakkan dengan mengganti Ca
atau Mg dengan Na atau dengan manambah detergent yang mengandung pospat. Hujan
asam yang jatuh pada batuan karbonat (batu kapur) dapat dinetralisir dengan
reaksi:
Ca(HCO3)2 bertindak sebagai
sistem buffer perairan, jika CO2 habis untuk fotosintesis maka yang
CaCO3 mengendap akan diuraikan kembali untuk memenuhi kebutuhan CO2
dalam air tersebut. Istilah untuk organisme yang menyukai kalsium adalah
calciphiles, sedangkan organisme yang tidak menyukai kalsium disebut
calciphobes.
Bentuk Ca dalam geologi:
1. Ca Al2Si2O8 : Feldspar
2. CaCO3 : Calcite dan aragonit
3. CaMg(CO3)2 : Dolomite
4. CaSO4 2H2O : Gypsum
5. CaSO4 : Gypsum anhydrite
6. CaF2 : Fluorite
7. Ca5 (PO4)3
F : Fluorapatite
8. Ca5 (PO4)3OH : Hydroxylapatite
9. Ca(OH)2 : Kapur
Konduktivitas perairan terukur dari on-ion Ca+2, Na+
dan SO4-2.
8.2.3 MAGNESIUM
Elemen
ini bergabung dengan Ca karena mempunyai sifat kimia yang hampir sama. Di alam
banyak dijumpai berupa dolomite, dapat diperoleh di penjuru dunia kecuali
Afrika Tengah dan Selatan. Merupakan unsur utama pada pembakaran dan
pengendapan batuan Kelimpahan ion Mg di air tawar alami nomer dua setelah
kalsium. Magnesium diperlukan oleh semua sel untuk mentransfer fosfat dalam ATP
dan ADP. Reaksi tersebut juga sebagai reaksi transfer energi pada sel hidup.
Fungsi Mg yang benar belum diketahui tetapi jelas sangat diperlukan.
Mg+2
Sumber magnesium dapat berasal dari
pembakaran batuan yaitu fosterite (MgSiO4), Sepertine (Mg6
(OH)8 Si4O10), Magnesioferite (MgFe2O4)
dan Cordierite (Mg Al3 AlSi5O18). Sumber utama
magnesium yang berasal dari pengendapan batuan adalah magnesite (MgCO3),
Dolomite (CaMg(CO3)2), Brucite (Mg(OH)2) dan
Huntite (Mg3Ca(CO3)4). Magnesium merupakan kation yang predominan dan
mudah didapat jika berada bersama dengan kalsium. Di samping itu juga merupakan
unsur utama kesadahan yang terbentuk pada sistem air panas. Magnesium karbonat
digunakan untuk menetralisir pengolahan limbah. Dalam pengolahan air Mg(OH)2
digunakan sebagai koagulan. Pelunakan air sadah dapat dilakukan dengan penambahan
Zeolit yaitu dengan sistem pergantian ion.
8.2.4 SODIUM (Na)
Hampir
semua air mengandung kation sodium
tetapi konsentrasinya di air tawar lebih rendah dibanding kalsium dan
magnesium. Sedangkan di air asin (laut dan payau) sodium lebih banyak. Ion
sodium cenderung terdapat dalam larutan dan sangat jarang mengalami
pengendapan. Permukaan mineral liat mengabsorpsi ion sodium dari reaksi
pertukaran ion. Feldspar berasal dari pembakaran batuan beku dan merupakan
sumber sodium yang baik. Sebagai contoh albite (NaAlSi3O8)
mengalami proses kimia untuk menghasilkan ion sodium dan kaolin. Penguapan
halite (NaCl) dan thernadite (Na2SO4) menghasilkan ion
sodium dalam proses pelarutan. Akan tetapi pentingnya sodium dalam air tawar belum
sesuai jika dibadingkan dengan kontribusinya dalam air asin.
Konsentrasi
sodium dalam air dipengaruhi oleh sumber sodium dari geologi dan pelarutan
batuan. Tetapi jika air mengandung sejumlah bikarbonat maka sodium akan
membentuk reaksi dengan karbonat yaitu disodium karbonat. Kadar sodium di air
tawar biasanya tidak diperhitungkan kecuali jika dijumpai dalam konsentrasi
yang sangat tinggi, yaitu jika dalam air tawar terjadi rasa asin. Penyebab rasa
asin adalah sodium chlorida dan sodium sulfat yang melebihi ambang sehingga mempengaruhi
rasa. Sodium hidroksida (Caustic soda/ NaOH) dan Sodium Karbonat (soda abu)
seringkali dipakai pada perlakuan air limbah dan pada proses pembuatan makanan.
Dalam air minum sodium diharapkan rendah tetapi tidak ada batasan berapa kadar
yang diharapkan. Sodium rata-rata sudah terdapat dalam makanan. Sodium sering
dihubungkan dengan penyakit cardiovascular yang disarankan tidak dikonsumsi
dalam jumlah berlebihan.
8.2.5 POTASIUM (KALIUM/K)
Kandungan
potassium perairan biasanya lebih kecil dari sodium, kalsium dan magnesium.
Secara kimia potasium mirip dengan sodium. Potasium jarang masuk ke dalam
reaksi pengendapan tetapi mengalami pertukaran reaksi ion. Sumber utama
potassium adalah feldspar orthoclase dan microline (K AlSi3O8)
dan felpatolid leucite (KAlSi2O6). Mineral-mineral
silikat ini sangat resisten tetapi dapat berubah sangat pelan. Secara umum
didalam batu-batuan beku terdapat lebih sedikit dari pada sodium tetapi
melimpah didalam endapan batuan. Di dalam air jika KCl dan K3Na(SO4)2
tidak dapat larut berarti konsentrasi potasium perairan tersebut cukup tinggi.
Pada
air tawar alami kandungan potasium jarang melebihi sodium. Potasium tidak
mempunyai arti yang khusus di dalam mutu air alami dan potasium dianggap
sebagai bagian dari empat kation utama dalam air alami. Fungsi sebagai pupuk K
dalam perairan tidak diperlukan karena sudah tersedia, sehingga perairan hanya
perlu ditambahkan N dan P. Sedang pada lahan pertanian (darat) memerlukan pupuk
N, P dan K. Kalium berfungsi sebagai aktivator enzim yang tersedia lebih banyak
dalam sel biota perairan dari pada di lingkungan air. Jika kelarutan kalium
dalam air rendah, membran sel akan selalu memompa kalium ke dalam sel dan
mengeluarkan natrium, proses ini memerlukan energi cukup banyak sehingga
organisme akan menjadi lemas.
8.2.6 SULFUR
Sulfur
dan beberapa jenis unsur lainnya
merupakan unsur yang selalu terdapat dalam air. Sulfat merupakan sulfur yang
teroksidasi, berasal dari pelapukan
kimia dalam proses geologi dari oksidasi biologi yang menghasilkan beberapa
jenis sulfur. Di dalam air sulfur melimpah dalam bentuk ion yang stabil
yaitu SO42-. Unsur ini diperlukan dalam struktur protein
dan metabolisme. Hasil penguraian sel atau protein biasanya berupa H2S
jika dapat teroksidasi akan menjadi ion sulfat. Sulfat terutama terjadi dari hasil penguapan sedimen seperti gypsum (CaSO42H2O),
gypsum anhidrite (CaSO4), epsomite (Mg SO4 7H2O)
dan mirabilite (Na2 SO4 10H2O). Sumber sulfat
yang sangat penting atau perlu diperhatikan adalah pelapukan kimia dari pyrite
(FeS2) yang menghasilkan ion S2- pada fase cair.
Sebaliknya anion-anion sulfur yang dihasilkan dalam proses oksidasi akan menyebabkan
air ber-pH asam.
Kandungan
sulfat dalam perairan alami bervariasi tergantung pada sumber geologi. Gypsum
biasanya mudah terurai di dalam air dan dapat menghasilkan sulfat lebih dari
1000 mg/l. Sulfat biasanya dipertimbangkan dengan unsur-unsur kesadahan seperti
kalsium dan magnesium. Level
gypsum dapat terbentuk dalam sistem perairan hangat sebagai elektron aseptor
dalam proses mikrobiologi. Bau yang dihasilkan oleh hydrogen sulfat biasanya
berkembang dari hasil transformasi. Siklus sulfur dapat dijumpai pada tiga
medium yaitu tanah, air dan udara. Proses penting terkait dengan sulfur adalah
mineralisasi, asimilasi, oksidasi dan reduksi dari senyawa yang mengandung
sulfur.
8.2.7 CHLORIN (Cl)
- Diantara halogen Cl, Br, I dan
F, chlorine yang paling melimpah. Chlorine diperlukan pada proses
fotosintesis dan fotolisis dalam air yang membebaskan O2, untuk
formasi ATP dan untuk proses atau reaksi fosforilasi. Chlorin bebas adalah
substansi racun, meskipun pada konsentrasi yang rendah. Pada perairan yang tercemar,
chlorida paling mudah diukur. Chlorin bebas biasanya digunakan sebagai
desinfektan untuk membunuh bakteri yaitu oksigen yang ada dalam sel di
oksidasi oleh chlorin dan proses ini terjadi sangat cepat. Daya racun ClO3-
akan bertambah jika ada cahaya matahari atau bergabung dengan bahan
organik. Contoh senyawa tersebut adalah :
- Chloramine
sangat beracun di air tawar
- Bromine
jika jumlahnya melimpah akan sangat beracun di air payau
- Khlor
efektif membunuh alga, zooplankton, larva ikan dan molusca
Untuk mengurangi daya racun air
limbah yang mengandung chlor harus dilakukan dechlorinasi dengan bisulfit. Pada
air tawar yang tidak terpolusi khlorida mungkin ditemukan dalam jumlah yang
sangat sedikit dengan konsentrasi beberapa mg/l. Tetapi pada air yang tercemar
konsentrasi chlorida mungkin beberapa kali lebih tinggi sampai puluhan miligram
per liter. Pada air payau dan air laut konsentrasi chlorida mencapai ribuan
miligram per liter.
Kandungan khlorida pada
formasi karang mungkin merupakan konsentrasi terendah dari berbagai kondisi
karena kebanyakan garam-garam chlorida larut dalam air. Pada senyawa yang lebih
komplek (NaCl2(AlSiO4)6) terdapat pada karang
yang terbentuk dari bekas gunung berapi. Kemungkinan kandungan chlorida
terbesar berasal dari proses evaporasi yaitu NaCl, KCl, (MgCl2 6H2O)
dan Carnallite (KMg Cl3 6H2O).
Khlorida terkandung
dalam seluruh perairan tawar tetapi dalam konsentrasi yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan sulfat dan bikarbonat. Analisa pada air yang menghasilkan kandungan
chlorida terbanyak ditemukan pada perairan yang mengandung unsur pokok berupa
kation sodium. Perairan seperti
ini biasanya bening tetapi tidak dapat dikategorikan sebagai air yang segar. Chlorida
digunakan sebagai unsur pengikat karena chlorida mudah teroksidasi dan
tereduksi serta terjadi reaksi perubahan ion. Jika konsentrasi chlorida
melebihi 400 mg/l air akan terasa asin.
8.3 Elemen yang dipergunakan dalam jumlah sedang
8.3.1 BESI (Fe)
Elemen
yang diperlukan dalam jumlah sedang adalah besi yang merupakan unsur pokok dari
batuan dan tanah. Kandungan besi dalam batu dan tanah empat kali lebih besar
dan merupakan elemen utama dari kulit bumi. Hampir semua air tanah dan air
permukaan mengandung sejumlah besi yang terlarut maupun yang tidak terlarut. Di
dalam proses pembakaran batuan, besi akan
berupa Fayalite (Fe2SiO4) atau hematite (Fe2O3)
maupun magnetite (Fe3O4) yang merupakan komponen penting
untuk pyroxon, amphiboles, biotit dan olivine. Oksidasi besi terjadi dengan terquaensi yang sangat banyak di dalam batuan beku
karena pembakaran.
Pada sedimen besi akan menjadi
pyrite (FeS) atau marcasite (F2O3), siderite (FeCO3)
hematite dan magnetite. Proses oksidasi sulfida dan pyrite serta besi
karbonat akan terjadi sangat cepat dan
merupakan sumber besi untuk air tanah. Perairan alami sangat banyak mengandung
besi, sebagai contoh air yang telah terpolusi tidak selalu mengandung senyawa
sederhana dan selalu tercampur dengan senyawa besi (fero). Di dalam situasi
seperti ini, besi mungkin akan menjadi suspensi feri hidroksida atau berbagai
bentuk bahan organik yang komplek yang dapat mempengaruhi warna air.
Besi
berperan dalam interaksi ionik di sedimen sebagai bahan esensial untuk proses
enzymatik dan seluler. Besi juga
diperlukan dalam hemoglobin dan cytochrome dalam tanaman dan merupakan bahan
penting dalam enzym nitrogenase. Hanya sedikit energi untuk merubah Fe2+
menjadi Fe3+. Fe colloid atau terlarut selalu terukur dalam bentuk
terlarut. Hewan mengambil besi dari makanannya sedangkan phytoplankton
mengambil besi dari suspensi dan larutan serta garam-garam organik (chelated
iron) dengan lebih dulu memecah garam organik ini karena phytoplankton atau
alga hanya mengguakan Fe dalam bentuk Fe anorganik. Blue green algae dapat
berkompetisi dengan alga lain karena mempunyai kemampuan untuk mensekresi
ekstra seluler dari ’chelators’ disebut siderochromes. Bakteri juga bersaing
dengan alga untuk menghasilkan siderochrome guna mengubah partikel-partikel di
danau dan mengurai daun-daun mati untuk mendapatkan Fe. Siderochrome ini diduga
sebagai penghambat pertumbuhan alga lain terutama saat ada blooming BGA.
Perubahan musim biasanya tidak mengubah konsentrasi partikel Fe tetapi Fe
terlarut yang berubah dan diikuti oleh tinggi rendahnya phytoplankton. Penambahan Fe pada kultur skala
laboratorium dapat menambah populasi Aphamizonmenon, Anabaena dan Chlorella.
Besi
(Fe) sebagai logam penting di kerak bumi dapat ditemukan di dalam lempung,
tanah dan batu granit. Mudah bergabung dengan bahan organik. Besi terlarut
100-3000 µg/l tetapi ada danau yang mengandung hanya 2 µg/l khusunya di wilayah
lintang tinggi. Fe+3 dijumpai lebih besar dari pada Fe+2
karena Fe +2 biasanya tidak larut dan segera ke sedimen membentuk
ocher yaitu Fe(OH)3. Fe+3 jumlahnya sebanding dengan PO4-3
di sedimen. Fe +3 dan PO4-3 dapat menghambat
pertumbuhan alga sehingga dapat digunakan untuk menjernihkan danau yang
terlanjur eutropic yaitu dengan menambah logam (aluminium, sirconium) agar
berikatan dngan PO4-3.
Pada
danau oligotropic di bagian bentik akan teroksidasi dan hanya sedikit terjadi
perubahan Fe, sedangkan pada danau eutrophic sedimennya tanpa oksigen karena
terbatasnya jangkauan cahaya yang dapat masuk kedalam air sehingga oksigen juga
terbatas. Pada kondisi tanpa oksigen in Fe +3 akan menjadi Fe+2
dan reaksi berjalan ke kanan serta melepas Fe terlarut. Fe ada dalam fraksi
partikel (ada dalam bentuk organik dan hidroksida) serta dalam bentuk koloid.
Percobaan skala laboratorium terhadap BGA pada proses fixasi N2 akan
meningkat jika pada medium ditambahkan Fe karena merupakan katalisator dalam enzim
nitrogenase serta melindungi enzym ini dari oksidasi.
8.3.2 Variasi Harian
Kadar
Fe tinggi pada siang dan sore hari akibat dari ekskresi hewan dan proses
pengadukan perairan. Aliran sungai, debu atmosfir, air hujan juga dapat
menambah Fe di dalam air, tetapi jumlah peningkatannya kadang tidak terlihat
jelas. Migrasi harian zooplankton, ikan dan phtyoplankton dapat merubah kadar
Fe, karena mendapat tambahan dari hasil ekskresi atau terjadi penurunan karena
adanya penyerapan oleh alga.
8.4 Elemen mikro atau Micronutrien (nutrien yang diperlukan dalam jumlah sedikit)
Di dalam
air terdapat substansi anorganik yang tidak dapat dipantau secara terus menerus
dan konsentrasinya sangat sedikit (hanya beberapa micron gram dalam satu liter
air). Meskipun sedikit unsur tersebut diperlukan dalam mendukung aktivitas
kehidupan organisme dalam air.
8.4.1 Manganese (Mn)
Penampilan
manganese dan besi di dalam air hampir sama, tetapi harus diukur sendiri atau
diuji secara terpisah. Jumlah manganese di kulit bumi lebih sedikit dari pada
besi, tetapi dalam batuan hampir sama. Mineral fero mangnesium seperti biotite
dan hornblende mengandung sejumlah manganese. Pada sedimen Mangan dapat
ditemukan dalam bentuk rhodocrosite (MnCO3), rhodonite (MnSiO3),
hausmanite (Mn3O4), bixbiyite (Mn2O3),
pyruhisite (MnO2) dan Manganosite (MnO). Oksida dan hidroksida dari mangan dikenal terdapat
dalam tanah dan batu. Mangan adalah komponen penting dalam metabolisme tumbuhan
dan mangan sering muncul pada permukaan air sebagai hasil dari pembusukan
seperti daun, tanaman air, bahan organik tanah dan lain-lain.
Konsentrasi mangan di dalam air biasanya lebih kecil dari
1,0 mg/l tetapi ada beberapa air yang mengandung Mangan lebih dari 1,0 mg/l.
Jika Mangan terukur tinggi, pH air akan menjadi asam. Mangan biasanya terlarut
dalam bentuk ion Mn2+ dan teroksidasi lambat menjadi partikel koloid
hitam (MnO2) sehingga air menjadi keruh. Mangan diperlukan oleh
tanaman untuk proses fotosistem II sehingga Mn dapat meningkatkan pertumbuhan
alga. Mn diperlukan oleh tanaman dan hewan sebagai cofactor enzym untuk respirasi dan nitrogenese. Sebagai polutan
hanya di temukan pada sungai yang terpolusi. Kadar toksis hasil penelitian di
laboratorium lebih dari 2 mg/l. Di Russia pernah dicoba dalam jumlah sedikit ternyata
Manganese dapat menghambat pertumbuhan blue green alga di waduk.
8.4.2 Zinc (Zn)
Sebagian
activator enzym-karbonik anhidrase dalam proses fotosintesis. Jika jumlahnya banyak dapat menghambat pertumbuhan alga.
8.4.3 Tembaga (Cu)
Sebagai komponen metalloprotein dan katalis enzym dalam
transformasi nitrat, juga sebagai komponen aktif dalam darah molsca yaitu
pigmen hemocyanine. Dalam jumlah 0,1 µg/l dapat mematikan alga tertentu 0,5
µg/l dapat mematikan BGA. Pada ikan belum terpengaruh pada kadar 100 – 500
µg/l. Trout adalah ikan yang sensitif terhadap racun dari logam, masih dapat
mentolerir sampai kadar 30 µg/l. CuSO4 cepat larut dan malachite
cepat mengendap (CuCO3.Cu(OH)2). Di alam Cu sebagai
komponen bahan organik dan tidak beracun.
8.4.4 Molybdenum (Mo)
Diperlukan dalam system enzym terutama dalam
siklus nitrogen. Sebagai komponen aktif dalam enzym nitrat reduktase dan
nitrogenase, tidak toksis pada phtoplankton. Dengan penambahan dari 0,2 µg/l
menjadi 7,7 µg/l maka populasi chrysophyta yaitu Dinobryon sertularia akan bertambah.
8.4.5 Co (Cobalt)
Diperlukan
dalam sintesa vitamin B12. Menstimulasi produksi alga dan tersedia
selalu dalam jumlah kecil.
8.4.6 Selenium (Se)
Selenium
dapat mempercepat pertumbuhan Ceratium sp
seperti juga keduanya bisa menjadi toksis pada manusia. Di perairan alami
selenium terjadi dari salah satu asam lemah, yaitu asam selenous (H2SeO3)
atau asam selenic (H2SeO4). Anion yang mentertai adalah
asam selenite (HSeO3-), Selenite (SeO3-2),
asam selenate (HSeO4-) atau selenate (SeO4-2).
Sumber-sumber mineral dari selenium di alam jarang ditemukan dalam keadaan
bebas tetapi banyak berikatan dengan sulfur dan sulfide. Selenium dapat
ditemukan di pembakaran batu. Selenium yang terkandung dalam perairan tawae
alami berkisar antara 0,114 – 0,348 µg/l. Selenium diperkirakan menjadi racun
bagi manusia karena dari gejala yang dihasilkan sama dengan arsenic.
Konsentrasi pembatas untuk air minum adalah 10 µg/l.
8.4.7 Lithium (Li)
Sebagai unsur atom dalam tanaman pada batas 2,5 mg/l
untuk air irigasi, untuk pertumbuhan tanaman diperlukan 0,075 mg/l. Lithium dan
rubidium biasanya didapatkan dalam kisaran konsentrasi dalam µg/l. Demikian
juga cesium kesemua unsur ini jarang sekali didapatkan data.
8.4.8 Berilium (Be)
Unsur ini biasanya ditemukan dalam persenyawaan dengan
silikat dalam batuan beku karena ion-ion berilium cukup sedikit untuk
digantikan dengan silicon. Dalam perairan alami hanya terdapat dalam
konsentrasi yang sangat rendah. Beriliumoksida dan hidroksida mempunyai daya
larut yang sangat rendah misalnya pada konsentrasi 0,001 – 0,1 µg/l pada pH 7
sebesar 10-7 – 10-10 molar.
8.4.9 Stronsium (Sr)
Stronsium dan kalsium mempunyai kesamaan kimiawi dan
sifat goelogi. Stronsium karbonat (SrCO3), Strosianit, Stronsium
sulfat (SrSO4) dan celestit biasa ditemukan dalam endapan.
Seringkali stronsium menggantikan kalsium dan kalium dalam mineral batuan beku.
Kandungan stronsium yang normal pada perairan umum rata-rata kurang 1,0 µg/l.
8.4.10 Barium (Ba)
Barium ditemukan sebagai kelompok utama dari batuan beku
dan batuan endapan. Pada batuan beku barium ditemukan agak berlimpah daripada
stronsium. Jadi pada batuan karbonat lebih sedikit. Daya larut barite atau
barium sulfat (BaSO4) dan whiterite atau barium karbonat BaCO3
diatur oleh konsentrasi barium dalam air sebelum terjadi endapan. Konsentrasi
rata-rata diperairan adalah 43 µg/l. Pada konsentrasi 1,0 mg/l dapat berfungsi
sebagai perangsang kulit, jantung, pembuluh darah dan system syaraf.
8.4.11 Arsenic (As)
Kelompok arsenic meliputi ion meta
arsenit (AsO2-), monoothoarsenit (H2AsO3-),
monoorthoarsenate (H2AsO4-), diorthoarsenate (HasO4-2)
dan triorthoarsenate (AsO4-3). Reaksi arsenic dalam air dan tanah
sama dengan pospat, jadi secara kimia mempunyai kesamaan. Arsenic adalah unsur
pokok minor pada semua tipe tanah. Sumber mineral arsen meliputi (AsS),
orpitmen (As2S3) dan arsenolite (As2O3).
Arsen sebagai sumber polusi dapat berasal dari herbisida arsenic dan
insectisida, bahan pencelup, zat warna, penyamakan, barang pecah belah,
industri porselin, bahan-bahan logam, industri farmasi, industri tekstil serta
air limbah cucian (laundry). Ada indikasi
kanker kulit diduga karena adanya arsen dalam air. Arsen merusak fungsi gigi
dan system biologi tubuh. Pada sungai-sungai di Amerika kadar arsenic perairan
alami dapat terukur dari 0,01 – 0,1 µg/l kecuali jika ada polusi akan terukur
lebih besar.
8.4.12 Boron (B)
Dalam jumlah sedikit boron adalah unsur esensial untuk
pertumbuhan tanaman dan obat (obat mata). Jumlah yang berlebihan akan merugikan
bahkan untuk beberapa jenis tanaman merupakan racun. Unsur boron merupakan
unsur pokok dalam bentuk anion. Protolisa asam ortho dan tetra boric akan
menghasilkan H3Bo3-, HBOl3-2,
BO3-2, HB4O7- dan B4O7-2.
Pada pembakaran batuan beku akan tersebar mineral
tourmalin yang mengandung boron. Bagian dari dehidrasi borax adalah colemanite (Ca2B6O115H2O)
dan karnite (Na2B4O7.4H2O). Jika bahan pembersih digunakan sodium
tetraborat maka limbahnya akan mengandung boron. Konsentrasi rata-rata
dipermukaan air dapat berkisar antara 0,01 – 0,3 µg/l. Di Amerika serikat
kandungan boron untuk air irigasi maksimal harus 0,75 µg/l agar tekstur tanah
menjadi baik dan bersifat netral ke basa.
8.4.13 Fluoride (F)
Mineral flour (CaF2) tidak mudah larut dalam
air, diperlukan dalam kehidupan tetapi dalam jumlah kecil. Mineral ini dapat
diperoleh dari pembakaran batuan sedimen. Sumber fluor adalah :
- Fluorapatite (Ca5(PO4)3F)
- Sellait (MgF2)
- Villiaumit (NaF)
- Cryolit (Na3AlF6)
Hal penting yang utama dari
fluor dalam air adalah perannya sebagai penyusunan gigi dan tulang manusia.
Konsentrasi optimum dalam air untuk kesehatan gigi adalah 1 mg/l. Konsentrasi
yang berlebihan (4,0 mg/l) dapat menyebabkan bercak atau noda pada gigi.
Komentar
Posting Komentar