Menjaga Bumi Tercinta Dengan Mengurangi Karbondioksida (CO2)

                  Dari tahun ke tahun, suhu di bumi kian meningkat seiring dengan pertumbuhan manusia di bumi. Khususnya di Indonesia, musim kemarau di tahun ini yang sangat panjang berbeda dari tahun sebelumnya. Bulan yang sudah diramalkan musim hujan, menjadi mundur hingga 2 bulan dengan kemarau dan suhu yang panas. Hal ini akan lebih terasa di wilayah perkotaan karena kurangnya pepohonan yang tumbuh di area kota untuk menyerap karbondioksida. Terlebih pada area pabrik seperti di sidoarjo , gresik dan sekitarnya. Menurut Leaflet Dinas Pertamanan dan Pemakaman (2007) Dalam Nanny (2008)Saat ini di Indonesia, masih banyak kota-kota yang belum memenuhi kebutuhan manusia akan oksigen. Sebagai contoh di kota Bandung dengan jumlah penduduk sekitar 2.400.000 jiwa, memerlukan pohon pelindung sebanyak 1.200.000 pohon. Pohon pelindung yang ada sekarang (di pinggir jalan,pinggir kali, taman kota maupun pada lahan penduduk ), hanya sekitar 800.000 pohon.
                Pada saat pemanasan global hal yang akan terjadi adalah suhu bumi akan meningkat baik di darat, laut maupun di atmosfir. Banyaknya gas-gas dari bumi yang menyebabkan meningkatnya karbondioksida (co2) di udara yang mengakibatkan rusaknya lapisan ozon di atmosfir. Gas-gas tersebut berasal dari asap kendaraan bermotor, pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dll. Gas-gas yang dihasilkan antara lain uap air, metana dan karbondioksida. Bagi tumbuhan, karbondioksida memang di butuhkan dalam proses fotosintesis, namun karbondioksida yang berlebihan dan tidak ada atau bahkan kurang ada yang memanfaatkan justru malah membahayakan. Sebagian dari gas tersebut akan diserap bumi dan sebagian akan di pantulkan ke atmosfir. Hal tersebut terjadi secara terus menerus dan mengakibatka suhu bumi kian meningkat drastic setiap tahunnya. Karbondioksida yang berlebihan efeknya sangat buruk seperti (1) melubangi lapisan ozon, yang pastinya jika bumi tidak dilindungi oleh lapisan ozon maka cahaya matahari akan langsung ke bumi dengan sinar ultraviolet yang merusak kulit manusia, (2) meningkatkan suhu bumi secara global, hal ini akan menyebabkan bumi terasa panas dan banyak tumbuhan tentunya pasti akan mati, (3) efek rumah kacadan cahaya serta panas matahari tidak dapat di pantulkan keluar angkasa secara kosmis, (4) mencairkan es kutub sehingga akan meningkatkan permukaan air laut dan dapat menyebabkan pulau- pulau akan tenggelam. Betapa mengerikannya jika hal itu sampai terjadi di bumi, akan sangat berdampak buruk untuk kehidupan di masa depan.

                Bumi kita harus senantiasa dijaga dan dilestarikan, maka dari itu sebagai manusia sudah selayaknya kita melakukan itu untuk menyelamatkan bumi kita. Berikut ini adalah cara untuk mengurangi kandungan karbondioksida (CO2) agar tidak menyebabkan pemanasan global :
·         Menanam banyak pohon di seluruh wilayah, karena pohon atau tumbuhan adalah penyelamat bumi kita. Cara kerja dari pohon yaitu Karbondioksida akan dipecah dan dimanfaatkan oleh tumbuhan sebagi proses fotosintesis. Pohon-pohon yang di tanam bukan hanya di hutan di perkotaan namun juga di pesisir seperti pohon mangrove.
·         Dalam kasusnya yang menjadi peran bahaya adalah dari sisi kota, karena kota merupakan salah satu penyebab karbondioksida yang tinggi. Hal yang harus dilakukan adalah mengurangi penggunaan transportasi di kota semaksimal mungkin karena asap dari transportasi ikut menyumbang dalam gas rumah kaca. Menciptakan bahan bakar atau kendaraan yang ramah lingkungan.
·         Bagi wilayah pabrik lebih baik ditanami banyak pohon hal ini untuk mengimbangi gas yang di buang agar termanfaatkan oleh tumbuhan. Menyeimbangkan antara karbondioksida yang di hasilkan dengan tumbuhan yang di tanam.
·         Menjaga kelestarian pohon-pohon yang tumbuh dengan melakukan tebang pilih serta reboisasi. Bukan malah menabangi hutan untuk di jadikan tempat tinggal. Namun cara yang digunakan manusia sekarang benar-benar merugikan Negara, yaitu dengan cara membakar hutan untuk alasan membuka lahan. Hal ini tentu merugikan banyak pihak, selain dari asap yang ditimbulkan pasca kebakaran juga hutan menjadi gundul dan gersang. Dampak lain pun akan timbul yaitu dari punahnya flora dan fauna yang tinggal di hutan tanpa sempat di selamatkan.
·         Peran generasi muda dalam menyuarakan pentingnya menjaga bumi kita dengan cara menanam pohon dan mencintai serta menjaga alam kita. Selain itu turut serta menjaga lingkungan kita untuk masa depan serta mengenalkan pentingnya akan menjaga lingkungan untuk anak cucu kita.

·         Gas karbon dioksida juga dapat dikurangi secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan. Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana karbon dioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan. Hal ini dapat pula di terapkan di Indonesia, mengingat Indonesia adalah paru-paru dunia.

Peran perekonomian juga turut serta dalam mengurangi karbondioksida di bumi. Kita tahu bahwa gejolak yang terjadi di Indonesia saat ini adalah mengenai krisis ekonomi yang banyak berdampak pada semua sektor termasuk sektor perhutanan. Hutan yang terbakar di sumatera telah menimbulkan banyak kerugian pada semua pihak. Hal ini adalah dampak dari gejolak krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Karena berbagai alasan untuk membuka lahan harus dengan syarat, perizinan yang sulit serta dana yang tinggi maka hutan sengaja dibakar tanpa peduli akibatnya. Pemerintah sudah selayaknya memberikan jalan serta anggaran yang lebih untuk sektor perhutanan dengan lebih mengoptimalkan kawasan-kawasan yang harus ditanami pohon. Dan menolak dengan tegas pembukaan lahan secara legal atau illegal untuk wilayah yang kurang bermanfaat. Selain itu juga menolak  jual beli tanah yang di gunakan sebagai kawasan hutan lindung untuk dijadikan perumahan.
                Perekonomian dari masyarakat sendiri menjadi factor penggerak dari supplay karbondioksida (CO2). Banyak masyarakat saat ini yang dengan mudah dapat membeli kendaraan transportasi dengan murah. Sehingga hal ini akan memperbanyak jumlah  transportasi yang menghasilkan gas CO2. Meningkatnya jumlah penduduk di dunia menyebabkan tingginya permintaan jumlah barang (transportasi) atau apapun yang menggerakkan pabrik-pabrik juga lebih giat lagi. Hal ini sangat beresiko apabila tidak di imbangi dengan pelestarian hutan dan lingkungan. Belajar dari hal kecil sajadengan mencintai lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan serta memilah sampah organic dan organic agar dapat di manfaatkan. Penggunaan plastic yang sebisa mungkin di minimalisir serta tidak membakar sampah plastic karena  hal tersebut  juga turut berperan. Mulailah mencintai alam dan bumi kita dari hal kecil untuk menyelamatkan bumi agar tidak semakin panas setiap tahunnya… !!

Tugas Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Oleh : Eny Febriana (135080101111108)


Sumber : Kusminingrum, Nanny. 2008. POTENSI TANAMAN DALAM MENYERAP CO2 DAN 
CO UNTUK MENGURANGI DAMPAK PEMANASAN GLOBAL. Jurnal Permukiman Vol. 3 No.2. Pusat Litbang.Ujungberung, Bandung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH TANAMAN AIR (GENJER)

ULAR LAUT PERUT KUNING

MAKALAH MEDIA MIKROBIA DAN PEWARNAAN (FPIK UB)